Glukosa adalah gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh, dikenal juga sebagai gula fisiologis. Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Sedangkan dalam tumbuhan Glukosa 6-fosfat yang dihasilkan selama fotosintesis adalah precursor dari tiga jenis karbohidrat tumbuhan, yaitu sukrosa, pati dan selulosa. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Meskipun disebut “gula darah”, selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin. Dalam pemeriksaan klinik, penentuan kadar gula darah dapat dilakukan berdasarkan :
1. Senyawa-senyawa mereduksi ; Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Prisip penentuannya didasari pada kemampuan glukosa untuk mereduksi ion anorganik seperti Cu2+ atau Fe(CN)63-. Penentuan glukosa secara reaksi reduksi kurang spesifik dibanding cara enzimatik, terutama bila dalam darah terdapat bahan yang dapat mereduksi misalnya kreatinin, asam urat dan gula-gula lain selain glukosa (manosa, galaktosa dan laktosa) yang akan memberikan hasil pemeriksaan yang lebih tinggi daripada kadar glukosa yang sebenarnya.
2. Karbohidrat Total ; Pengukuran kadar karbohidrat dalam serum atau plasma digunakan untuk diagnosa dan monitoring treatment diabetes mellitus, serta untuk mendeteksi hipoglikemia, fungsi pancreas, arcinoma sel dan kemungkinan terdapat berbagai penyakit lainnya yang disebabkan oleh kelainan metabolisme karbohidrat. Prinsipnya yaitu Glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan H2O2 dengan enzim GOD-PAP. Kemudian, H2O2 direaksikan dengan peroksidase dan O-dianisidin menghasilkan senyawa berwarna yang dapat dibaca pada spektrofotometer λ 500 nm.
3. Enzimatik Gula Darah ; Glukosa dapat ditentukan kadarnya secara enzimatik, misalnya dengan penambahan enzim glukosa oksidase (GOD). Prinsip kerja metode ini adalah Metode enzimatik dibantu enzim-enzim contoh katalase (reaksi Hantz) dan peroksidase (reaksi trinder). Pereagen yang digunakan menggunakan pereagen GOD-PAP. Absorbansi λ dan Warna absorbansi metode enzimatik intensitasnya pada λ 500 nm dengan warna merah (dari H2O2 yang terbentuk + peroksidase). Dengan prinsip dasar glukosa dioksidasi oleh oksigen dengan katalis enzim glukosa oxidase (GOD) akan membentuk asam glukonik dan hidrogen peroksida (H2O2). Dengan adanya oksigen atau udara, glukosa dioksidasi oleh enzim menjadi asam glukuronat disertai pembentukan H2O2. Enzim peroksidase (POD) mengakibatkan H2O2 membebaskan O2 yang mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta memberikan warna yang sesuai pula. Kadar glukosa darah ditentukan berdasarkan intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektrofotometri. Hidrogen peroksida akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrin dan fenol dengan katalis peroksidase (POD) membentuk quinoneimine dan air. Quinoneimine ini merupakan indikator yang menunjukan kadar glukosa dalam darah.
Glukosa + O2 asam glukonat + H2O2 → 2 H2O2 + 4 Aminoantipirin + Fenol Quinonemine + 4 H2O
Pada reaksi ini terbentuk H2O2 yang dengan peroksidase (POD) akan bereaksi dengan 2,4 diklorofenol dan 4 amino antipirin. Oksidasi ini menimbulkan zat warna merah antipirin quinonemine yang intensitasnya sebanding dengan kadar glukose yang diukur secara fotometrik. Kelebihan dari metode enzimatik ialah spesifik, presisi tinggi, relatif bebas dari gangguan dan cocok diadaptasikan untuk otomatisasi. Sedangkan kekurangannya antara lain adanya efek steroid namun sangat minim karena kadar yang sangat kecil.
Diposkan oleh Ra_kagome di 15:24 2 komentar
kolesterol dalam darah
Kolesterol adalah zat lemak yang sangat penting dalam pembentukan dinding sel pada tubuh manusia dan hewan. Kolesterol juga ditemukan beredar dalam sirkulasi darah manusia. Kolesterol yang terdapat dalam tubuh manusia berasal dari dua sumber utama yaitu dari makanan yang dikonsumsi dan dari pembentukan oleh hati. Kolesterol yang berasal dari makanan terutama terdapat pada daging, unggas, ikan dan produk olahan susu. Jeroan daging seperti hati sangat tinggi kandungan kolesterolnya, sedangkan makanan yang berasal dari tumbuhan justru tidak mengandung kolesterol sama sekali. Setelah makan, kolesterol akan diserap oleh usus halus untuk selanjutnya masuk ke sirkulasi darah dan disimpan dalam suatu mantel protein. Mantel protein-kolesterol ini kemudian dikenal dengan nama kilomikron. Karena kolesterol tidak larut dalam darah, maka pengangkutan kolesterol dalam darah menggunakan lipoprotein. Lipoprotein adalah partikel berbentuk sferis dimana lapisan luarnya tersusun atas protein yang larut dalam darah. Jadi lemak dan kolesterol dibungkus oleh lipoprotein ini agar dapat diangkut dalam darah. Terdapat beberapa macam lipoprotein dalam darah, yaitu kilimikron yang berukuran paling besar, very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL) yang berukuran paling kecil.
Hati sendiri mempunyai fungsi ganda yaitu mengambil kolesterol dari sirkulasi darah dan memproduksi kembali kolesterol bila keadaan memungkinkan. Setelah makan, hati akan menyaring kilomikron yang berada di sirkulasi darah, lalu diantara waktu makan, hati akan mengeluarkan kembali kolesterol yang diserap tersebut kembali ke peredaran darah. Disini hati memegang peranan dalam menjaga keseimbangan kolesterol yang berada dalam sirkulasi darah manusia.
Bagi mereka yang ingin mengetahui kadar kolesterol dalam tubuhnya maka mereka dapat melakukan tes pemeriksaan kadar kolesterol darah. Pemeriksaan ini akan menghasilkan data perkiraan kadar kolesterol yang beredar dalam sirkulasi darah. Selain untuk mengobati keingintahuan, tes ini rutin dilakukan seorang dokter guna memantau pengobatan kolesterol pasien. Selain di laboratorium, pemeriksaan kolesterol bisa dilakukan di rumah dengan alat periksa yang banyak dijual di apotek besar.
Akhir akhir ini mulai banyak yang sadar akan pentingnya menjaga kadar kolesterol dalam darah. Hal ini sangat penting guna menurunkan angka kesakitan akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Penyakit jantung sudah menjadi penyakit yang umum saat ini. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja terutama bagi mereka yang telah berusia diatas 50 tahun. Pada usia ini jantung bekerja lebih berat akibat peningkatan tekanan pada pembuluh darah tepi. Peningkatan tekanan darah tepi paling sering disebabkan oleh penumpukan plak kolesterol pada dinding pembuluh darah. Maka dari itu, pada usia diatas 50 tahun, wajib hukumnya untuk selalu memonitor kadar kolesterol dalam darah.
Kolesterol merupakan bahan yang tidak seharusnya beredar dalam sirkulasi darah. Kolesterol masuk ke dalam tubuh sebagian besar melalui makanan yang kita makan. Kolesterol banyak ditemukan dalam daging, telur, dan makanan berlemak lainnya. Jika anda mengkonsumsi makanan ini secara berlebihan maka kadar kolesterol dalam darah juga akan meningkat secara drastis. Disinilah peranan pengaturan gaya hidup guna menekan konsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan melihat hasil tes kolesterol, anda akan termotivasi untuk mengubah perilaku anda dalam mengkonsumsi makanan. Anda menjadi sedikit takut menghadapi kenyataan bahwa anda berada dalam kelompok orang yang beresiko menderita penyakit jantung. Hal ini baik dalam upaya anda mengubah gaya hidup.
Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan tingginya kadar konsentrasi LDL dan rendahnya konsentrasi HDL dalam darah. Hiperkolesterolemia sangat berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, karena dapat meningkatkan pembentukan plak/ateroma pada arteri. Proses pembentukan plak pada arteri disebut sebagai aterosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan infark miokard, stroke, dan penyakit vaskular perifer. Tingginya konsentrasi LDL dalam darah dan ukuran LDL yang kecil lebih berpengaruh terhadap proses aterosklerosis bila dibandingkan dengan kolesterol yang dibawanya. Oleh karena itu LDL sering disebut sebagai ”kolesterol jahat”. Tingginya konsentrasi HDL, dimana HDL berfungsi membawa kolesterol dari sel dan ateroma, dapat memberikan perlindungan terhadap aterosklerosis. Oleh karena itu HDL sering disebut sebagai ”kolesterol baik”.
Tubuh orang yang normal biasanya memiliki kadar kolesterol 2 gram setiap 1 kg berat tubuhnya. Pertukaran dan kehilangan kolesterol dalam plasma menyebabkan 2% diantara kolesterol plasma diperbaiki setiap harinya. Kolesterol biasa hadir dalam semua plasma lipoprotein, tetapi sekitar 60% dari kolesterol total dalam plasma berada dalam bentuk LDL sekitar 2/3 dari kolesterol plasma total teresterifikasi dengan asam lemak rantai panjang, dengan asam linoleat sebagai asam lemak yang dominan dalam tubuh manusia, sisanya berada dalam bentuk bebas.
Kadar ideal kolesterol dalam darah adalah dibawah 200 mg/dL. Jika anda mempunyai keluarga yang pernah mengalami serang jantung maka sebaiknya target kadar kolesterol juga perlu anda turunkan. Jika perlu, anda harus dapat mencapai kadar dibawah 100 mg/dL. Sementara itu, kadar HDL kolesterol perlu anda jaga antara 40 sampai 60 mg/dL. Konsentrasi kolesterol dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, usia, jenis kelamin, makanan, aktivitas fisik, hormon, dan faktor penyakit seperti diabetes mellitus, kelainan fungsi tiroid, penyakit hati, porfiria akut. Kadar kolesterol total dalam tubuh tergantung pada bentuk ester dan bentuk bebas dari steroid. Dalam reaksi kimia, intensitas warna dari kolesterol dalam bentuk ester lebih tinggi daripada intensitas warna ester dalam bentuk bebas, sehingga berpengaruh terhadap analisis
Metode yang dipakai untuk menentukan kadar kolesterol darah diantaranya metode Liebermann-Burchard yang menggunakan reaksi warna asam sulfat dengan larutan kolesterol dalam anhidrida asetat untuk mengetahui kadar kolesterol dalam cairan tubuh. Mula-mula kolesterol teroksidasi dalam beberapa tahap. Reaksi warna diawali protonasi gugus hidroksi dalam kolesterol dan menyebabkan lepasnya air untuk menghasilkan ion karbonium 3,5 kolestadiena, yang selanjutnya dioksidasi oleh ion sulfit menghasilkan senyawa kromofor asam kolesta-heksaena-sulfonat. Dengan metode LB yang dimodifikasi, kita dapat mengetahui kadar kolesterol bebas atau dalam bentuk ester. Cara lain misalnya metode Iron-Salt-Acid yang menghasilkan kation tetraenilik, p-TSA yang bereaksi dengan turunan kolesterol untuk membentuk senyawa kromofor, dan yang sekarang banyak digunakan karena kespesifikannya, yaitu metode enzimatik.